Hari ini Q sedang tak memiliki waktu serius (dalam arti hanya have fun time ^_^).
Secara ingin hiburan maka kunyalakan tv, tapi ya karena waktu udah larut Q tak
mendapati hiburan yg kuinginkan. Alih2 Q menonton berita, ya lumayan lah up2date
dg berita. Nah permasalahan yg diberitakan membuatQ menjadi rada2 miris or iba
dg kehidupan di Indonesia. Hehehe ya maklum masih jadi mahasiswa menjadi sifat kritisQ
berteriak. Masalah tersebut dinamakan mahasiswa. Ya ini topik yg menarik, karena
mahasiswa adalah makhluk yg paling kritis dimuka bumi ini (hehehe begitu jg diriQ,
makaNa Q menulisNa).
Berita yg kutonton mempersembahkan sebuah tontonan yg tak layakSecara ingin hiburan maka kunyalakan tv, tapi ya karena waktu udah larut Q tak
mendapati hiburan yg kuinginkan. Alih2 Q menonton berita, ya lumayan lah up2date
dg berita. Nah permasalahan yg diberitakan membuatQ menjadi rada2 miris or iba
dg kehidupan di Indonesia. Hehehe ya maklum masih jadi mahasiswa menjadi sifat kritisQ
berteriak. Masalah tersebut dinamakan mahasiswa. Ya ini topik yg menarik, karena
mahasiswa adalah makhluk yg paling kritis dimuka bumi ini (hehehe begitu jg diriQ,
makaNa Q menulisNa).
untuk ditonton. Bagaimana tidak jika isi berita tersebut adalah berita tentang
demo yg dilakukan mahasiswa. Demo boleh saja dilakukan tapi tanpa diakhiri aksi
merusak/merugikan yg dilakukan tanpa akal pikiran yg bersih. Bagaimana tidak saya berani
mengatakan seperti ini, setiap demo dilakukan "aktivitas" rutin yg dilakukan selanjut
Nya adalah aksi perusakan (yg kataNa berasal dari ketidakadilan/ketidakpuasan/biar
mau mendengar, what everlah alasanNya but itu G BENER!!!). Itu tidak bener, karena sama
saja Qta memberikan contoh bahwa dengan berdemo semua masalah akan langsung didengar,
segera tuntas, akan langsung diproses. Nah setelah berita demo yg dilakukan mahasiswa
selesai baru hal yg saya pikirkan lalu terjawab dengan segera. Ya berita selanjutNya
adalah demo yg dilakukan oleh para makhluk yg "masih" dipendidikan SD. Ehm.. seperti
Nya kemajuan besar untuk indonesia karena telah menyiapkan "kader" penerus bangsa yg
sangat amat kritis. Demo yg dilakukan anak "SD" tersebut dikarenakan adanya beberapa
guru favorit yg di mutasi dan tidak mengajar lagi di sekolah mereka. Nah seperti yg
saya bilang sebelumNya "aktivitas" selanjutNya adalah aksi perusakan/merugikan pihak lain, yakni aksi merusak pagar sekolah mereka. Waduh saya saja waktu SD tidak melakukan
demo & tidak melakukan perusakan pada barang2 milik sekolah (Ya klo kegiatan2 jahil sie
wajar, kan pasti setiap anak punya sifat jahil ^_^).
Nah back to problem, itu sudah
memberi contoh bahwa demo yg diakhiri dengan aksi perusakan akan merugikan siapapun
yg terlibat didalam aksi tersebut (entah pihak pendemom, aparat yg berjaga, bangunan yg
rusak, "pak Bone" orang yg membersihkan, or uang yg digunakan utk memperbaiki). Ntar
klo sudah demo+aksi perusakan sukses terlaksana & misi tuntutan dipenuhi, pihak pendemo
akan bersorak. Tapi ketika ada dana yg digunakan utk perbaikan "ternyata" diselingkuh (maksudNa digunakan untuk 2hal yg berbeda dg tujuan awal) para pendemo akan berdemo lg. Ehm.. akhir2Na, capek de harus melihat hal yg membosankan tanpa ada skenario yg baik &
bermutu. Hello... ini da bukan jaman batu, apa mesti demo+aksi perusakan akan melekat
di Indonesia, Apa tidak ada tindakan yg lebih berguna selain berdemo+perusakan??? (File Tgl 23Januari2008)